Senin, 27 Oktober 2008

Mat 22:36-40 HUKUM YANG TERUTAMA

Matius 22:

36 "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" 37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.

39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. 40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Hukum yang pertama dan terutama adalah :”Mengasihi Allah”. Sedangkan hukum yang kedua adalah “Mengasihi sesamamu manusia.” Yesus menegaskan bahwa hukum yang kedua adalah “sama dengan itu” yaitu sama dengan hukum yang pertama, jadi hukum yang kedua juga adalah hukum yang terutama.

Hal ini dijelaskan oleh Yohanes :

1 Yohanes 4:20 Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.

Selanjutnya ayat 40 Yesus mengatakan :Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." Kita membaca begitu banyak peraturan dalam perjanjian lama terutama dalam hukum Taurat. Contohnya :

Keluaran 22:

21 "Janganlah kautindas atau kautekan seorang orang asing, sebab kamupun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir.

22 Seseorang janda atau anak yatim janganlah kamu tindas. 23 Jika engkau memang menindas mereka ini, tentulah Aku akan mendengarkan seruan mereka, jika mereka berseru-seru kepada-Ku dengan nyaring. 24 Maka murka-Ku akan bangkit dan Aku akan membunuh kamu dengan pedang, sehingga isteri-isterimu menjadi janda dan anak-anakmu menjadi yatim.

25 Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-Ku, orang yang miskin di antaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap dia: janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya.

26 Jika engkau sampai mengambil jubah temanmu sebagai gadai, maka haruslah engkau mengembalikannya kepadanya sebelum matahari terbenam, 27 sebab hanya itu saja penutup tubuhnya, itulah pemalut kulitnya—pakai apakah ia pergi tidur? Maka apabila ia berseru-seru kepada-Ku, Aku akan mendengarkannya, sebab Aku ini pengasih."

Banyak umat Israel (dan juga kita) melaksanakan perintah itu lepas dari gantungannya (hukum kasih),sehingga sering apa yang kita lakukan, kita anggap benar karena kita merasa tidak melanggar perintah Tuhan tetapi ternyata tidak benar disisi Tuhan.

Dengan demikian kita akan mengerti apa yang dikatakan rasul Paulus :

Galatia 2:16 Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.

Kalau KASIH sudah ada di hati kita maka kita akan mudah melaksanakan perintah-perintah itu.

Roma 13:8b hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.

Roma 13:10 Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.

Hukum Taurat dan kasih dapat dijelaskan sebagai berikut :

Hukum taurat ibarat sebuah rambu lalu lintas dilarang berhenti. Tanda ini biasa dipasang diperempatan jalan. Tentu saja dasar dari pemasangan tanda ini adalah KASIH, yaitu agar lalu lintas lancar sehingga orang lain tidak terganggu oleh orang yang berhenti diperempatan jalan.

Orang tidak berhenti di perempatan tersebut, lebih banyak bukan karena kasih tetapi karena takut ada polisi. Dan kita lihat begitu banyak pelanggaran yang terjadi akibat motivasi kepentingan pribadi. Orang yang tidak berhenti di perempatan akan selamat dengan pengertian tidak kena tilang atau kena tonjok sopir dibelakangnya yang lagi buru buru karena sakit perut.

Apakah itu berarti dia selamat karena melakukan hukum taurat ? Dalam hal di lokasi perempatan itu memang YA. Masalahnya akan lain untuk lokasi yang lain. Misalkan pada jalan yang sempit dimana tidak ada rambu larangan berhenti. Apakah kita akan berhenti di tempat tersebut sehingga memacetkan lalu lintas. Secara hukum taurat kita tidak salah karena memang tidak ada larangan berhenti. Akan selamatkah kita bila kita berhenti disitu? Beranikah kita melawan orang-orang yang di belakang kita dengan mengatakan “Lihat bung, tidak ada larangan berhenti, saya tidak melanggar peraturan lalu lintas.” Dia selamat tidak ditilang polisi, tapi dia tidak akan selamat menghadapi amukan masa.

Cobalah kita renungkan yang dikatakan rasul Paulus :

2 Korintus 3:3 Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.

Dengan demikian tanda larangan berhenti itu tidak perlu dipasang di perempatan, tetapi dipasang di hati kita, sehingga di jalan sempit yang tidak terpasang rambu dilarang berhenti kita tetap tidak akan berhenti karena rambu itu dapat terbaca di hati kita.

Roma 2:15 Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.

Roma 7:6 Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat.

9 komentar:

bambang suciono mengatakan...

Salom, sekedar masukan. Matius 22:37-39 adalah hukum yang terutama dalam hukum taurat atau hukum Perjanjian Lama (perhatikan ayat 36) bukan hukum yang terutama dalam hukum Injil atau hukum Perjanjian Baru. Menurut hemat saya, hukum yang terutama dalam hukum Injil atau hukum Perjanjian Baru adalah Yohanes 13:34 atau 15:12 yaitu :" Aku memberikan perintah baru kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi". Terima kasih, Jesus bless you

Anonim mengatakan...

Sama saja maknanya

Anonim mengatakan...

Sama saja maknanya, krn yesus tdk meninggalkan taurat tp melanjutkan (ajaran baru) namun pondasinya tatap hukum taurat ( tdk dibuang/ditinggalkan)

bambang suciono mengatakan...

Shalom, Tolong jelaskan " Kasihilah sesamamu manusia seperti diri sendiri " sama saja maknanya dengan " supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu ". Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati Anda

Unknown mengatakan...

👍 maaf cmn menambahakan saja, sebelum membaca berdoa dalam hati dlu biar di mengerti. Cmn mau meluruskan, kasihilah Tuhan Allahmu itu lihat saja 10 hukum, Hukum 1-4 berbicara kasih kepada Allah, 5-10 berbicara soal kasih kepada manusia, lebih jelas (baca ayat keseluruhan) itu sudah sangat jelas karena mereka membahas 10 hukum musa.. itulah hukum yg terutama yang tidak tergantikan

Unknown mengatakan...

Yesus saja mengatakan kalau DIA datang bukan untuk MENIADAKAN HUKUM taurat (karena itu ada hukum yg terutama yg tdk tergantikan),b hukum itu tidak Matiusakan lenyap sampai langit dan bumi LENYAP, BACA 5:17-19 untuk lebih jelasnya.

Unknown mengatakan...

Yesus saja mengatakan kalau DIA datang bukan untuk MENIADAKAN HUKUM taurat (karena itu ada hukum yg terutama yg tdk tergantikan),hukum itu tidak akan lenyap sampai langit dan bumi LENYAP, BACA Matius 5:17-19 untuk lebih jelasnya.

Unknown mengatakan...

Terimakasih semangat terus untuk membaca Alkitab,👍

Unknown mengatakan...

Oyah mau tambahkan, tadi ada yg bilang yesus menambahkan hukum baru yah?.... Tapi ingat 10 hukum adalah Hukum yang terutama..